BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Globalisasi tampaknya telah menjadi
bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi.
Ibaratnya, siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan dengan globalisasi.
Namun demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif.
Ada pula dampak negatifnya. Oleh karena itu, kita harus memunyai penyaring (filter) untuk menghadapinya agar kita
tidak terlindas oleh zaman. Justru
sebaliknya, kita harus tetap menjadi manusia yang berjiwa manusiawi. Untuk
kesuksesan dan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
- Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara?
- Apa sajakah aspek-aspek positif dan negatif dari
globalisasi?
- Bagaimanakah sikap selektif terhadap globalisasi?
- Bagaimanakah posisi terhadap dampak/ implikasi globalisasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui:
- Pengertian globalisasi
- Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara
- Aspek-aspek positif dan negatif dari
globalisasi
- Sikap selektif terhadap globalisasi
- Posisi terhadap dampak/ implikasi globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Proses Globalisasi
1. Pengertian
Globalisasi
Sebelum kita mengkaji lebih jauh
tentang globalisasi, seyogyanya kita harus memahami terlebih dahulu pengertian
globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English,
mengartikan global dengan concerning
the whole earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia
internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini
dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas.
Menurut John Huckle, globalisasi
adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu
bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan
bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan
bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses manusia di
bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal,
masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang
globalisasi di dalam kemajemukan.
Secara ekonomi, globalisasi
merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah
sistem ekonomi global.
Menurut Prijono Tjjiptoherijanto,
konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antarnegara
(stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa suatu negara (state)
tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara lain. Pengertian
“sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku, tatanan
kehidupan, dan sistem perdagangan.
Dari beberapa definisi tersebut
dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan suatu proses pengintegrasian
manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat
yang utuh dan yang lebih besar.
2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses
bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada
sejak berabad-abad lamanya.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai
ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin
canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah
menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi
telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan
kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan
datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang
berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan
sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai
dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal
ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi,
perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
B. Pengaruh Globalisasi terhadap
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Bangsa Indonesia merupakan bagian
dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup sendiri melainkan hidup
dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua
merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial,
ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan
saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era
tatanan kehidupan manusia secara global telah melibatkan seluruh umat manusia.
Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam
kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya.
Jika masyarakat atau bangsa tersebut
tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan
tidak dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di
tengah-tengah arus globalisasi.
Dari sisi politik, gelombang globalisasi
yang sangat kuat yakni gelombang demokratisasi. Sesudah perang dingin dan
rontoknya komunisme, umat manusia menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip
demokrasi yang dapat membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih baik.
Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka
melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan
diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat.
Kasus serupa juga terjadi di
Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya
rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi,
gelombang demokratisasi semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik
semakin terlihat.
Dari sisi budaya, era globalisasi
ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan mempengaruhi pola
pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena itu,
kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh budaya silang sehingga
bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai
budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak
terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar
melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan
masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan
memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling
pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
C. Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari
Globalisasi
Globalisasi dalam berbagai aspek
kehidupan akan membuat setiap bangsa menjadi bagian dari sistem nilai dunia.
Globalisasi ekonomi memungkinkan
terjadinya sinergi positif antara beberapa kelompok ekonomi dalam negeri dengan
kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi ekonomi positif yang berciri multilateral
ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan kelompok-kelompok ekonomi yang
sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi secara multilateral tersebut.
Secara politis, era globalisasi
dapat menumbuhkan kesadaran berdemokrasi yaitu kesadaran hak dan kewajibannya
serta kesadaran tanggung jawab dalam bernegara. Pada masa reformasi, demokrasi
telah membawa perubahan-perubahan yang besar diantaranya pelaksanaan pemilihan
umum legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil
presiden secara langsung.
Aspek negatif globalisasi dapat
dicontohkan sebagai berikut : Berhadapan dengan kekuatan global negara-negara
dunia ketiga akan sulit mempertahankan pola produksinya dan sulit meningkatkan
taraf hidupnya. Pada umumnya negara-negara berkembang akan terperangkap dengan
hutang-hutangnya yang semakin lama semakin menggelembung.
Dari sudut pandang politik, arus
globalisasi telah mengembuskan demokratisasi di banyak negara. Apa yang terjadi
di kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis
yang dapat memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan kebangsaan semakin
terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala
disintegrasi ini karena penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak lagi
memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat. Sebaliknya, penguasa hanya
mementingkan kepentingan diri, keluarga, dan kelompoknya.
D. Menunjukkan
Sikap Selektif Terhadap Globalisasi
1. Latar Belakang dan
Pengertian
Proses globalisasi yang membawa
dampak positif maupun dampak negatif telah menembus ke segala penjuru dunia
tanpa mengenal batas administrasi negara. Oleh karena itu, tindakan preventif
yang harus kita lakukan terhadap arus globalisasi yaitu bersikap waspada dan
selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut. Untuk itu kita harus
memiliki ketahanan nasional yang kuat.
Sikap selektif dapat diartikan
sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik bagi
kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang
berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh dari luar
sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan
penuh tanggung jawab.
2. Nilai Dasar
Pancasila sebagai Filter Arus Global
Kita mempunyai nilai dasar yang
dapat membentengi pengaruh buruk akibat arus globalisasi. Nilai dasar yang
terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari budaya luhur
bangsa.
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk percaya dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada
sesama, menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan.
Nilai persatuan Indonesia memberikan
pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk senantiasa menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap demokratis yang
dilandasi dengan tanggung jawab.
Nilai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia
atas hak dan kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran.
Oleh karena itu, kita harus dapat mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan
dan kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat.
E. Menentukan
Posisi Terhadap Implikasi Globalisasi
1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia merupakan hak
kodrat manusia yang bersifat universal, baik sebagai individu, warga
masyarakat, warga negara, maupun warga dunia. Skala pelanggaran hak asasi
manusia itu dapat terjadi secara lokal di kawasan tertentu, di negara tertentu,
dan bahkan di dunia.
Terhadap isu-isu hak asasi manusia,
posisi bangsa Indonesia, yakni berusaha mencegah munculnya
pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia, antara lain dengan cara meningkatkan
kesadaran warga negara untuk menghormati hak asasi manusia, mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan masyarakat, dan mematuhi hukum yang berlaku.
2.
Migrasi
Selain hak asasi manusia, migrasi
pun merupakan masalah global. Apakah itu bentuknya emigrasi, imigrasi, atau
pengungsian. Bagi negara yang didatangi tentu akan menimbulkan masalah yang
bermacam-macam, seperti memikirkan masalah keamanan, politik, ekonomi, sosial,
dan budaya.
3.
Demokrasi
Demokrasi dalam arti luas meliputi
demokrasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Demokrasi menjadi isu global
karena nilai-nilai demokrasi yang semestinya menghormati hak-hak rakyat dalam
mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri telah dirampas oleh penguasa.
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi
nilai demokrasi yang berasaskan Pancasila, seperti memberikan kebebasan
berpendapat sesuai dengan aturan, memberikan kepercayaan kepada rakyat untuk
menggunakan hak-hak politiknya. Bangsa Indonesia senantiasa waspada terhadap
sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta kepribadian bangsa.
4. Lingkungan Hidup
dan Sumber Daya
Alam
Lingkungan hidup dan sumber daya
alam yang tidak terjaga dapat menimbulkan masalah global. Lingkungan hidup yang
penuh polusi akan menimbulkan dampak pada menurunnya derajat kesehatan
masyarakat.
5. Perdamaian dan
Keamanan
Perdamaian dan keamanan menjadi
dambaan setiap umat manusia. Namun demikian, kenyataannya sampai saat ini
perdamaian dan keamanan masih sangat mencekam.
Masalah perdamaian dan keamanan
telah menjadi masalah global yang tidak mungkin diselesaikan oleh satu negara
saja walaupun negara itu merupakan negara besar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan ialah membangun kerja sama, baik secara bilateral maupun secara
multilateral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar