Selasa, 04 November 2014

Fungsi Perencanaan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan dan perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan mempersiapkan dan memahami mengenai apa yang diharapkan untuk terjadi dan apa yang dilakukan untuk memenuhi harapan itu yaitu melalui proses pendidikan.
Perencanaan sangat penting untuk pendidikan, dan pendidikan juga penting untuk pembentukan perencanaan, karena pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia sesuai dengan tugas dan kemampuannya, serta sesuai dengan perencanaan yang disusunnya. Maka dari itu, di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian, tujuan, serta hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pengertian perencanaan pendidikan?
2.      Bagaimanakah pentingnya perencanaan pendidikan?
3.      Apakah tujuan perencanaan pendidikan?
4.      Apakah fungsi dan manfaat perencanaan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
            Dari beberapa uraian rumusan masalah di atas, maka dapat kami peroleh beberapa tujuan masalah, yakni:
1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan.
2.      Untuk memahami pentingnya perencanaan pendidikan.
3.      Untuk mengetahui tujuan perencanaan pendidikan.
4.      Untuk mengetahui fungi dan manfaat perencanaan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pendidikan
a. Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b. Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c. Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
d. Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)
Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e.    Menurut Coombs (1982)
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f.     Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta dalam proses ini adalah :
1. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan.
2. Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Maka ketepatan pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.
Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian, misalnya mengenai system kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot u ntuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil system dari pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional.

B. Pentingnya Perencanaan Pendidikan
Dalam menetapkan perencanaan pendidikan secara garis besar memiliki keuntungan dari Pentingnya Perencanaan Pendidikan. Dengan melakukan perencanaan pendidikan para pelaku pengembangan pendidikan dapat memberikan bimbingan arah bagaimana perencanaan pendidikan dapat dijalankan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan agar tidak melenceng, dimana tujuan perencanaan pendidikan merupakan orientasi tujuan yang akan dicapai. Pentingnya perencanaan pendidikan juga berfungsi sebagai antisipasi terlebih dahulu terhadap hambatan atau resiko yang akan di alami pada saat perencanaan pendidikan di implementasikan secara nyata, dengan mengetahui itu maka para pelaku pengembangan pendidikan sudah mempersiapkan solusi yang terbaik terhadap resiko yang akan dialami atau pun dapat meminimalisir resiko yang akan diterima nanti sehingga tujuan dari perencanaan dapat dicapai dengan maksimal. Kesemuaan pentingnya perencanaan pendidikan dapat dijelaskan pada tujuan perencanaan pendidikan dan manfaat perencanaan pendidikan.

C.  Tujuan Perencanaan Pendidikan
Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan. Dilihat dari pengambilan keputusan tujuan perencanaan adalah :
1. Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat tingkat nasional yang berwenang.
2. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai bidang/satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan kebijaksanaan.
Tujuan perencanaan pendidikan menurut (Dahana, OP and Bhatnagar, OP. 1980; Banghart, F.W and Trull, A. 1990) Ada beberapa tujuan perlunya penyusunan suatu perencanaan pendidikan, antara lain:
1.      Untuk mengetahui standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah disusun. Dengan standar yang telah ditetapkan dapat dinilai sejauh mana perencaan pendidikan telah dilasanakan dan apa saja yang perlu lebih diperbaiki.
2.       Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan. Perencanaan pendidikan memberikan secara jelas waktu yang tepat dalam melaksanakan perencanaan pendidikan dapat di terapkan dengan pertimbangan bayak hal pendukungnya agara dapat tercapai dengan baik. Kemudian juga dijelaskan bagaimana tahapan atau langkah yang sistematis  yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan pendidikan seperti dengan cara memperatikan kemajuan Teknologi Informasi, jumlah penduduk yang terus meningkat dan kebutuhan dunia kerja saat ini.
3.       Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-nonakademik. Perencanaan pendidikan juga berfungsi dalam menetapkan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan perencanaan pendidikan dengan menempatkan seseorang dengan keahlian dan komposisi yang dimiliki sehingga tidak terjadi salah penempatan posisi yang tidak sesuai dengan keahlian seseorang, dengan tujuan agar semua pihak dapat menjalankan tugas atau fungsinya masing-masing dengan baik sehingga tujuan perencanaan pendidikan dapat tercapai ke arah yang baik.
4.      Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan. Dengan perencanaan pendidikan yang menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan keahlian, hal ini akan memberikan keuntungan dikarenakan dapat memaksimalkan biaya dengan membayar seorang pegawai dari hasil rekrut yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang akan menyebabkan kualitas dari pekerjaan akan baik.
5.       Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan. Dengan perekrutan peagawai yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dapat menghindari kegiatan atau pekerjaan yang tidak produktif dan tidak efisien dalam memanfaatkan sumberdaya, biaya yang di keluarkan pun sesuaikan dengan anggaran, tenaga dan waktu yang diperlukan dilakukan dengan efektif dan efisien.
6.      Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan. Dalam perencanaan pendidikan dapat mendiskripsikan proses dari seluruh rangkaian yang dilakukan dalam melaksanakan perencanaan pendidikan baik secara umum dan khusus. Hal ini akan memberikan keuntungan dalam mempersiapkan semua yang dibutuhkan dan apa saja yang mempengaruhi, manfaat dalam penerapan perencanaan pendidikan.
7.       Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu organisasi pendidikan sebagai ‘suatu sistem. Pentingnya perencanaan pendidikan dapat menghubungkan dari semua sub pekerjaan yang berbeda tugas dan fungsinya, melalui perencanaan pendidikan semua sub pekerjaan tersebut dapat sailing dihubungkan dan saling terkait dan membutuhkan dalam pencapaian tujuan sehingga semua menjadi satu kesatuan suatu sistem.
8.       Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi organisasi pendidikan. Dengan melakukan perencanaan pendidikan,pelaku pendidikan dapat menganalisis peluang, hambatan, tantangan dan kesuliatan melalui analisis SWOT. Dalam analisis SWOT terdapat faktor dominan dan faktor penghambat, faktor dominan seperti kekuatan dan peluang yang dapat digunakan secara maksimal untuk mendukung dalam mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan faktor penghambat yaitu kelemahan dan tantangan, faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pelaksanaan pencapaian tujuan, apabila tidak direspon dengan baik faktor penghambat ini akan menghasilkan resiko yang fatal dalam tercapainya tujuan perencanaan pendidikan.
9.       Untuk mengarahkan proses  pencapaian tujuan pendidikan

D. Fungsi dan Manfaat Perencanaan Pendidikan
Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan quality assurance, menghindari pemborosan sumber daya, menghindari pemborosan sumber daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan. Jadi yang terpenting di dalam menyusun suatu rencana, adalah berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu
Manfaat perencanaan pendidikan. Menurut , (Depdiknas. 1997; Soenarya, E. 2000; Depdiknas, 2001) ada beberapa manfaat dari suatu perencanaan pendidikan yang disusun dengan baik bagi kehidupan kelembagaan, antara lain:
1.      Dapat digunakan sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan proses aktivitas atau pekerjaan pemimpin dan anggota dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam membuat sutau perencanaan, hal ini sudah menjadi standar yang berarti semua aktivitas kegiatan harus berdasarkan pada perencanaan yang telah di buat.
2.      Dapat dijadikan sebagai media pemilihan berbagai alternatif langkah pekerjaan atau strategi penyelesaian yang terbaik bagi upaya pencapaian tujuan pendidikan. Manfaat perencanaan pendidikan juga untuk mempersiapkan berbagai alternatif dari rencana serangkaian kegiatan apabila terdapat kesalahan yang tidak dikehendaki sehingga dapat diatasi dengan cepat dan tepat dengan menggunakan alternatif yang telah disiapkan.
3.       Dapat bermanfaat dalam penyusunan skala prioritas kelembagaan baik yang menyangkut sasaran yang akan dicapai maupun proses kegiatan layanan pendidikan.
4.       Dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan pemanfaatan beragam sumber daya organisasi atau lembaga pendidikan. Dari pemanfaatan sumberdaya perencanaan pendidikan juga menganalisis pemanfaatan sumberdaya yang dibutuhkan dengan seefisien dan seefektif mungkin untuk menghindari penggunaan sumberdaya yang berlebihan.
5.      Dapat membantu pimpinan dan para anggota (warga sekolah) dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan atau dinamika perubahan sosial-budaya. Dengan dilakukan perencanaan pendidikan semua pihak yang terkait didalamnya seperti warga sekolah diharapakan ikut berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan perenacanaan pendidikan sesuai dengan posisinya masing-masing.
6.       Dapat dijadikan sebagai media atau alat  untuk memudahkan dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak atau lembaga pendidikan yang terkait, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Melalui perencanaan pendidikan yang telah menjadi tujuan bersama maka perencanaan pendidikan dapat dijadikan sebagai alat berkoordinasi dalam melaksanakan tugas bagian masing-masing
7.       Dapat dijadikan sebagai media untuk meminimalkan pekerjaan yang tidak efisien atau tidak pasti. Salah satu resiko dari pelaksanaan perencanaan pedidikan terjadinya pekerjaan yang tidak efisien, melalui perencanaan pendidikan dapat di antisipasi pekerjaan yang tidak efisien mealaui perencanaan yang baik.
 Dapat dijadikan sebagai alat dalam mengevaluasi pencapaian tujuan proses layanan pendidikan. Suatu gambaran tentang tujuan yang akan dicapai yang mana didalamnya terdapat bagaimana proses yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
            Adapun simpulan kami dari materi di atas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian pendidikan adalah suatu upaya atau proses mempercepat perkembangan manusia untuk kemampuan mengemban tugas dan beban hidup, sebagai kodrat manusia yang memiliki pikiran, yakni manusia yang dapat terdidik dan mendidik. Kemudian perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana. Dan perencanaan pendidikan sendiri adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan yang merupakan tugas dari perencanaan pendidikan.
2. Pentingnya perencanaan pendidikan ialah dengan melakukan perencanaan pendidikan para pelaku pengembangan pendidikan dapat memberikan bimbingan arah bagaimana perencanaan pendidikan dapat dijalankan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan agar tidak melenceng, dimana tujuan perencanaan pendidikan merupakan orientasi tujuan yang akan dicapai.
3. Tujuan pendidikan sebagai dasar perencanaan pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk penentuan arah pendidikan, dengan mempertimbangkan metode-metode yang tepat dalam proses pendidikan.


Munada

A.    Pengertian Munada
Munada adalah isim yang disebut setelah huruf nida (kata seru). Yang termasuk huruf nida adalah:
يا                  : لكل منادى               مثل: يا نائمًا استيقظ
الهمزة (أ) و أي  : لنداء القريب             مثل: أمحمد أَقبل
أيا و هيّا          و وآ    : لنداء البعيد              مثل: أيا نبيلُ هل تسمعنى؟

B.     Pembagian Munada
Munada terbagi atas dua bagian, yaitu:
1.      Manshub. I’rab munada hendaklah manshub ketika:
a.       مضافا (disandarkan), seperti: عبدُ اللّه. Jika diberi huruf nida maka baris akhir pada kata pertama tidak lagi berharakat dhammah tetapi fathah. Contoh: عبدَ اللّه  يا (wahai hambah Allah)
b.      شبيها با لمضاف (menyerupai mudhaf), seperti: طالب علمٌ . Jika diberi huruf nida, maka akan berharakat fathah dan bertanwin. Contoh:   يا طالبًا علمًا (Wahai yang menuntul ilmu(
c.       نكرة غير مقصودة (nakirah yang tidak tertentu siapa yang dipanggil atau orang yang tidak dikenal dan tidak ada di hadapan si penyeru atau seperti perkataan orang buta yang meminta tolong), maka huruf akhirnya berharakat fathah dan bertanwin.  Contoh: يا رجلًا (wahai laki-laki)
2.      Marfu’. I’rab munada hendaklah Marfu’ ketika:
a.       عَلَمًا مفردًا (nama tunggal), seperti:محمدُ  dan  حسنُ. Jika diberi huruf nida maka huruf akhirnya dibaca dhammah dan tidak boleh bertanwin. Contoh:محمدُ  يا
b.      نكرة مقصودة (nakirah yang tertuju kepada orang tertentu atau tidak dikenal tetapi ada di hadapan si penyeru), maka harakatnya dhammah dan tidak boleh bertanwin. Contoh: يا رجلُ
Bila munada-nya terdapat alif lam, maka  huruf nida-nya hendaklah memakai tambahan. Contoh:
1.      أيها; untuk mudzakkar, seperti: يا أيها النبيُ
2.      أيتها; untuk muannats, seperti:يا أيتها النفسُ المطمئنةُ
3.      هذا; untuk mudzakkar, seperti:يا هذا الرجلُ
4.      هذه; untuk muannats, seperti:يا هذه المرأةُ

DAFTAR PUSTAKA
Zakaria, A. 2004. Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam. Ibn Azka Press. Garut.
Ni’mah, Fu’ad. Mulakhkhash Qawa’id al-Lugah al-‘Arabiyyah. Daar ats-Tsaqaafah al-Islaamiyyah. Birut.



Wazan Kalimah Mujarrad

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata-kata yang digunakan dalam bahasa Arab seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia. Dalam lingkup bahasa Arab, ada beberapa pembagian kata, yaitu isim (kata benda),  fi’il (kata kerja), dan harf  (preposisi atau kata bantu).
Begitupula dengan pembagian fi’il dari segi susunannya. Fi’il terbagi atas dua bentuk, yaitu fi’il mujarrad dan fi’il mazid.  Fi’il mujarrad merupakan kata kerja yang keseluruhan hurufnya merupakan huruf asli. Sedangkan fi’il mazid merupakan kata kerja yang mengandung unsur huruf asli dan huruf tambahan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah kami adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah wazan al-kalimah al-mujarrad?
2.      Apa-apa sajakah yang termasuk wazan fi’il dan isim pada al-kalimah al-mujarrad?
C.     Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang terdapat pada makalah kami adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui tentang wazan al-kalimah al-mujarrad.
2.      Dapat mengetahui tentang wazan fi’il dan isim pada al-kalimah al-mujarrad.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Al-Kalimah Al-Mujarrad
Al-kalimah al-mujarrad merupakan kalimah yang keseluruhan huruf-hurufnya terdiri/ tersusun dari huruf asli. Dan kalimah tersebut memiliki dua bentuk, yaitu:
1.      Tsulasiy mujarrad (الثلاثي المجرد)
Tsulasiy mujarrad merupakan kalimah yang terdiri dari tiga huruf asli dan tidak ada yang termasuk huruf tambahan. Tsulasiy mujarrad tersusun atas fa fi’il (فاء الفعل), ‘ain fi’il (عين الفعل), dan lam fi’il (لام الفعل). Seperti pada bagan berikut:
فـــــعـــــل
لام الفعل
عين الفعل
فاء الفعل

Dari ketiga susunan huruf tersebut memiliki tiga variasi dari segi jenis baris ‘ain fi’il (huruf tengahnya). Ada yang berbaris fathah (َ), berbaris kasrah (ِ), dan ada pula yang berbaris dhammah (ُ). Contoh:
a.       ‘Ain fi’ilnya (huruf tengahnya) barharakat fathah (َ): فَعَلَ
فَعَلَ - يَفْعَلُ
فَعَلَ - يَفْعِلُ
فَعَلَ - يَفْعُلُ


فَعَلَ   
b.      ‘Ain fi’ilnya (huruf tengahnya) barharakat kasrah (ِ): فَعِلَ
فَعِلَ – يَفْعَلُ
فَعِلَ – يَفْعِلُ

                        فَعِلَ

c.       ‘Ain fi’ilnya (huruf tengahnya) barharakat dhammah (ُ): فَعُلَ
فَعُلَ – يَفْعُلُ
                        فَعُلَ
 
Jadi, setelah memahami materi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa fi’il tsulasiy mujarrad memiliki 6 wazan (timbangan), yaitu sebagai berikut:
فتح – جمع – منع – جعل
الصحيح
فَعَلَ – يَفْعَلُ
رأى -  وضع – يفع - نأى
المعتل
ضرب – كسر – جلس – غفر
الصحيح
فَعَلَ – يَفْعِل
وعد – يسر – سار – سرى
المعتل
نصركتب – نظر – خرج
الصحيح
فَعَلَ – يَفْعُلُ
غزا – دعا – صان - أمل
المعتل
فرح – حمد – شهد – سمع
الصحيح
فَعِلَ – يَفْعَلُ
يبس – رضي – قوي - خشي
المعتل
بئس  -حسب – نعم - تفه
الصحيح
فَعِلَ – يَفْعِلُ
يئس – ورث – وثق – ورم
المعتل
كرم – جمل – شرف – عذب
الصحيح
فَعُلَ – يَفْعُلُ
وجه – سرو – طال – وقر
المعتل

2.      Ruba’iy mujarrad
Ruba’iy mujarrad merupakan kalimah yang terdiri atas empat huruf asli dan tidak ada yang termasuk huruf tambahan. Ruba’iy mujarrad  tersusun atas fa fi’il (فاء الفعل), ‘ain fi’il (عين الفعل), lam fi’il pertama  (لام الفعل الاول), dan lam fi’il kedua (لام الفعل الثاني).
Fi’il ruba’iy mujarrad  hanya memiliki satu wazan (timbangan), yaitu: فَعْلَلَ, dengan ketentuan: huruf fa sebagai fa fi’il, huruf ‘ain sebagai ‘ain fi’il, huruf lam pertama sebagai lam fi’il pertama, dan huruf lam kedua sebagai lam fi’il kedua.
Selain satu wazan tersebut, ada pula enam wazan yang disamakan dengan wazan فَعْلَلَ. Dasar penyamaannya adalah karena keenam wazan tersebut juga terdiri dari empat huruf asli dengan tidak ada huruf tambahan. Namun, tidak seperti wazan فَعْلَلَ. Keenam wazan tidak terdiri dari fa fi’il, ‘ain fi’il, lam fi’il pertama, dan lam fi’il kedua. Keenam wazan tersebut adalah sebagai berikut:
-        فَوْعَلَ: Keempat huruf pada wazan ini adalah huruf-huruf asli, dan perhatikan adanya huruf waw setelah fa fi’il. Contoh: حوقل
-        فَيْعَلَ: Keempat huruf pada wazan ini adalah huruf-huruf asli, dan perhatikan adanya huruf ya setelah fa fi’il. Contoh: صيطر
-        فَعْوَلَ: Keempat huruf pada wazan ini adalah huruf-huruf asli, dan perhatikan adanya huruf waw setelah ‘ain  fi’il. Contoh: جهور
-        فَعْلَى: Keempat huruf pada wazan ini adalah huruf-huruf asli, dan perhatikan adanya huruf alif layyinah (ى) setelah lam fi’il. Contoh: سلقى
-        فَعْنَلَ: Keempat huruf pada wazan ini adalah huruf-huruf asli, dan perhatikan adanya huruf nun setelah ‘ain  fi’il. Contoh: قلنس






BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Adapun simpulan yang terdapat pada makalah kami adalah sebagai berikut:
1.      Tsulasiy mujarrad merupakan kalimah yang terdiri dari tiga huruf asli dan tidak ada yang termasuk huruf tambahan.
2.      Ruba’iy mujarrad merupakan kalimah yang terdiri atas empat huruf asli dan tidak ada yang termasuk huruf tambahan.

B.     Saran
Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi pemikiran positif kepada para pembaca ataupun pendengar, khususnya kepada penulis.Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar tercipta makalah yang baik, namun tetap saja ada kekurangannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehnya itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi terwujudnya makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.




DAFTAR PUSTAKA

Rappe. Kaidah Perubahan Kata dalam Bahasa Arab. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press. 2012.
Thalib, Muhammad. Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab. Cet. I; Media Hidayah. 2009.
Fahmi, Akromi. Ilmu Nahwu & Sharaf 2. Cet. II; Jakarta: Rajawali Press. 2002.