Senin, 07 November 2016

Tentang 24 Oktober

Kali ini saya benar-benar takjub dengan beberapa kejadian belakangan ini.  Saya yang  masih seperti ini tanpa sadar telah memasuki usia ke-21 tahun. Saya ingin ucapkan terima kasih kepada seluruh sahabat, teman, keluarga,  kerabat, adik-adik dan kakak-kakak. Terima kasih atas semua ucapan dan do’a-do’anya. 
Di antara mereka ada yang memberikan ucapan di dinding facebook saya, terima kasih semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Juga mereka yang memberikan ucapan via messanger, BBM, LINE, instagram, yang sudah meluangkan waktunya untuk mengedit-edit foto demi sebuah ucapan, yang sudah capek-capek edit video dan segala macamnya, dan terkhusus kalian yang sudah capek-capek persiapkan segala halnya untuk  kejutan yang terbilang sangat meriah dan menakjubkan, kalian yang sudah meluangkan waktu tiup-tiup balon, merancang, saya ingin katakan kalian mungkin sudah bisa diberikan penghargaan sebagai pemecah kode rahasia terbaik yang pernah ada, saya ucapkan thank you very muchh kalian berhasil membuat saya yang tadinya  kecewa menjadi benar-benar takjub. Terspesial untuk seorang yang sudah lebih dari teman. Iya, dia saudari terbaik yang saya miliki. Juga terima kasih untuk rangkaian bunganya :)
Terima kasih untuk semua kado-kado itu, baik yang  secara langsung  atau tidak. Ada juga ada yang memberi kado melalui kiriman, terima kasih banyak yah. Juga kado istimewa yang dititip melalui seseorang, makasiih yah. Makasih juga untuk teman-teman Crazier saya yang ngasih late suprise yang dirangkaikan dengan acara nasu palekko nya. Makasih semuanya, makasih untuk semua yang sudah ingat sama Mia, makasih semuanya yang sayang, peduli, dan perhatian sama Mia. Mia sayang kalian :)



Kamis, 28 Juli 2016

Jeneponto pun Punya Cerita


Tema kali ini tentang perkampungan bahasa yang diadakan oleh jurusan Pendidikan Bahasa Arab di MAN Binamu Jeneponto sekitar akhir bulan Februari 2016 kemarin. Tema ini terangkat dari request salah seorang teman dari tim rombongan kami ke sana. Awalnya beliau mengajukan dua pilihan tema untuk saya kemas melalui beberapa rangkaian kata yang menjadi kalimat hingga akhirnya membentuk sebuah paragraf yang akrab saya bahasakan sebagai “Goresan Pena”. Dan pada akhirnya hati saya mulai tergerak untuk mencurahkannya. (ehh kalimat tidak  jelas itu di abaikan sajalah hahhaah).
Kegiatan itu dilaksanakan selama enam hari yang merupakan salah satu ajang penyambung silaturahim antara Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar terkhusus lagi jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan MAN Binamu Jeneponto sekaligus ajang sosialisasi jurusan. Kegiatan ini telah memasuki tahun kedua terlaksananya yang sebelumnya dilaksanakan di Malino dan Bantaeng. Sosialisasi jurusan ini sebelumnya diadakan dalam bentuk perlombaan yang dilaksanakan di area kampus UIN-AM dengan mengundang kafilah-kafilah dari berbagai sekolah yang tersebar di penjuru Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Namun kegiatan tersebut kurang efektif sehingga para pesohor jurusan berinisiatif untuk menggantinya dengan perkampungan bahasa.
Sebelum saya dan sebelas orang lainnya teman yang terpilih sebagai kandidat mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab itu berangkat ke TKP, kami yang kala itu sebagian besar masih berada di kampung halaman masing-masing menikmati sisa liburan ditelpon oleh salah seorang dosen kami yang menangani kasus ini (sudah pake kata TKP, sekarang pake kata kasus. Cerita ini di ranah pendidikan atau ranah hukum yaak? Ckckck). Yang kemudian berawal dari informasi itu kami menindak lanjutinya dengan berkumpul di ruangan jurusan dan mengadakan rapat sebagai persiapan awal kami kesana.
Singkat cerita, hari keberangkatan ke TKP itu bertepatan pada hari Senin, 22 Februari 2016. Pemberangkatan dilaksanakan dua keloter dengan jumlah rombongan yang datang sebanyak 19 orang. Di antaranya ayahanda kami ketua jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang membuka kegiatan dan didampingi oleh dua orang dosen kami dari staf jurusan, dua orang kakanda senior yang mengarahkan dengan baik dan menyenangkan, dua orang musyrif yang cerdas dan tentunya ada kami kakak-kakak pendamping yang kece, cantik, ganteng dan ramah-ramah itu yang disebut sebagai tim 12. Kedatangan kami disambut hangat oleh warga sekolah.
Selama kegiatan berlangsung, pendamping putri ditempatkan di asrama putri, sedangkan pendamping putra di tempatkan di ruang UKS yang letaknya di barisan kelas yang berada tepat di depan gedung asrama putri yang kami tempati. Setiap hari aktifitas kami hanya berputar antara asrama, mesjid dan ruang kelas yang berada dalam satu lingkup sekolah. Iya, tak lain dan tak bukan asramalah yang menjadi saksi bisu awal keakraban yang kami jalin mulai dari keluguaan di hari pertama sampai kegilaannya kami di hari ketiga sampai akhir kegiatan. Mesjid adalah tempat berkumpul dan bertemunya antara kakak-kakak dan adik-adik. Tempat yang menjadi saksi sejarah perkenalan perdana kami dengan mereka (cieee). Dan ruang kelas yang sudah sangat mindstream sebagai tempat belajar, berbagi, latihan, bercanda, bermain, bernyanyi atau apalah yah hehheh.
Yang berkesan selama kegiatan ialah kami punya seorang ibu yang sangat lihai mengenai hal yang paling urgent di salah satu kebutuhan kami yaitu kampung tengah. Seorang ibu yang tinggal di lingkungan sekolah bersama suami dan dua orang putrinya. Beliau punya waktu khusus buat kami, persis tiga kali sehari. Setiap pukul 08.00 a.m., pukul 15.00 p.m. dan setelah shalat magrib. Setiap waktu itu beliau menyapa kami dengan sapaan yang belum pernah kami temukan sebelumnya di tempat lain. Paginya beliau membawa tentengan rempong minuman hangat dan kue untuk kami, yang kala itu masih berjejer rapi di peraduan kami dengan posisi masing-masing masih dengan bantal, mata tertutup dan setengah sadar. “Masih tidur? Sudah makan?” yah itulah sapaan khas ibu yang kental dengan logat Jenepontonya.
Dan yang tak kala menariknya lagi, terkadang waktu tidur, kami habiskan untuk membahas kegiatan yang akan kami laksanakan. Orang sering menyebutnya “rapat”. Rapat diadakan di sekret pendamping yang sebenarnya penamaan sekret itu hanyalah formalitas belaka, karena sekret yang kami maksud di sini adalah ruang UKS yang tak lain dan tak bukan tempat peristirahatan terakhirnya teman pendamping putra (ehh... iya, memang gak salah sebut :D). Juga masih ada tempat bincang-bincang lepasnya kami itu di bale-bale yang mengantarai asrama putri dengan ruangan istirahat putra. Di tempat itu kadang kami menghabiskan waktu sampai dini hari sambil menikmati suasana malam sekolah dan saling berbagi cerita setelah seharian beraktifitas dan berbaur dengan adik-adik.
Oh iya, kami pernah mengalami kejadian unik. Ceritanya di hari kelima ketua rombongan sekaligus dosen yang mendampingi kami selama kegiatan di sana kembali ke kampus untuk mengikuti acara penting. Sementara kami yang Tim 12 ini beserta kakak senior berinisiatif untuk jalan-jalan ke salah satu destinasi Jeneponto, sebut saja air terjun Bossolo. Salah satu alasan kami kenapa tiba-tiba berencana pergi karena kami punya waktu senggang dari pagi sampai siang. Meskipun kepergian kami bisa dibilang sangat beresiko. Meninggalkan sekolah, tanpa sepengetahuan ketua rombongan. Walhasil diperjalanan menuju tempat tujuan saya jatuh dari motor (mungkin karena ban motornya keseleo kali yah, hehehe). Meskipun demikian, rasa sakit saat itu terbayarkan oleh keindahan pemandangan dan kesejukan angin sepoi yang menyambut kami di air terjun Bossolo. Setelah take a picture bareng biar menyisakan wujud di berkas kenangan, kami dengan penuh rasa cemas kembali ke sekolah. Iya, cemas tentang kepergian serentak tanpa izin itu. Dan o’oo.. kedatangan kami di sekolah telah disambut oleh ketua rombongan beserta sekertaris jurusan. Karena malamnya adalah malam terakhir yang ditutup oleh sambutan hangat dari sekertaris jurusan.
Malam terakhir kami di MAN Binamu ditandai dengan kegiatan terakhir yang sangat berkesan, yaitu lomba drama bahasa Arab, dan penutupan dengan diumumkannya hasil perlombaan selama kegiatan berlangsung. Meskipun waktu latihan bisa dibilang sangat singkat, tapi adik-adik sangat luar biasa,  antusias dan mampu memerankan berbagai karakter dengan baik penuh pembawaan dan penghayatan. Terima kasih atas kerja sama dan kerja kerasnya sudah menampilkan yang terbaik. Terima kasih sudah menyambut hangat kedatangan kami. Semangat belajarnya semoga tetap terjaga. Terima kasih seminggu itu telah banyak memberi arti, pun teman-teman, kakak-kakak, dan Ayahanda beserta Ibunda kami tercinta. Terima kasih sudah memberi kami pengalaman yang sangat berharga.




Kamis, 03 Maret 2016

Cerita Si Orang Kampung

Kala itu (Juli 2011) saya juga bingung, kenapa orang kaku ini bisa terdampar di tengah-tengah orang hebat seperti mereka. Dengan bekal yang masih sangat kurang mumpuni untuk menghadapi segelintir serbuan maut dan ribuan pertanyaan tentang syakl, ma’na, fahm, mahl, dan sekawanannya itu. Ataukan kala itu saya hanya bermimpi? Entahlah. Bahkan sampai detik ini pertanyaan itu belum bisa saya syarahkan. Tapi ada hal yang sangat jelas tergambarkan di mimpiku yang satu ini. Yah itu kenangan dan pengalaman yang tak akan terlupakan. Iya, pengalaman kalau seorang Nurul yang kaku ini datang ke Kota Daeng dalam keadaan buta. Buta tentang seluk-beluk dan hiruk-pikuk tentang kota se-ramai itu.
Sebelum berangkat ke kota tujuan Lombok-NTB, para peserta yang dinyatakan lolos sebagai peserta MUFAKAT IV perwakilan Sulawesi Selatan mengikuti karantina selama tiga hari di Asrama Haji Sudiang. Selama karantina saya banyak bergabung dan bercengkrama dengan teman-teman seperjuangan dari berbagai kabupaten. Beberapa di antara mereka sudah saling mengenal satu sama lain, ada yang berasal dari satu sekolah, satu daerah, atau kenal dari kegiatan yang pernah diikuti sebelumnya. Dan saya adalah orang baru yang bergabung dengan mereka. Mereka baik, cerdas, humoris, dan ada juga yang konyol hahahah.
Sebenarnya kalau boleh jujur, kala itu adalah pertama kalinya saya melihat langsung pesawat terbang yang sebelumnya saya hanya bisa melihatnya di tv (kasihan sekali orang yang hidupnya di habiskan di kampung ini yah). Dan hal itulah yang membuat saya meneteskan air mata karena akhirnya hal yang tak pernah diduga sebelumnya itu terjadi, iyya saat itu saya naik pesawat dengan cuma-cuma. Datang ke bandara beserta rombongan dan bawaan rempong, naik pesawat, sampai deh kota tujuan (singkatnya sih seperti itu). Meskipun hanya transit di Jakarta, setidaknya saya sudah menginjakkan kaki saya di Jakarta sebelum sampai ke Lombok. Tapi saya masih sadar kalau saya ini adalah orang kampung. Iya, orang yang lahir di kampung dan besar di kampung. 



Kamis, 07 Januari 2016

Tayamum


Tayamum
Tayamum adalah mengusapkan debu pada muka dan kedua tangan sampai siku dengan beberapa syarat tertentu sebagai pengganti wudlu akibat suatu udzur (berhalangan) memakai air dengan menghilangkan najis terlebih dahulu.
أخْبرنا مالِكِ عنْ عبْدِالرحمن بْنِ الْقاسِمِ عنْ ابِيْهِ عنْ عائِيْشة قالتْ: كُنا مع النبِيِ صلى الله عليه وسلم فِي بعْضِ أّسْفارِهِ فانْقطع عقْدٌ لِي فأّقام النبِيُ صلى الله عليه وسلم على إِلْتِماسِهِ وليْس معهُمْ مأٌ  فنزلتْ آيةٌ التيمُمِ.
Artinya: telah menghabarkan kepada kami Malik dari Abdirrahman bin Qasim dari ayahnya dari ‘Aisyah, dia telah berkata:”kami bersama Nabi SAW dalam sebuah perjalanan, kemudian kalungku terjatuh. Rasulullah kemudian ikut mencari, sedang para sahabat yang berbeda dalam rombongan tidak memiliki persediaan air. Karena itu, turun ayat yang memerintahkan tayamum.”
Adapun Asbabun wurud dari hadits diatas adalah ketika Rasulullah SAW dan para sahabat melakukan perjaanan, tiba-tiba kalung milik Aisyah istri Nabi terjatuh, kemudian rombongan berhenti sejenak untuj mencari kalung tersebut, dan ditempat itu tidak ada mata air, dan tbalah waktu sholat. Semua sahabat sibuk mencari air sedangkan ada seorang yang hanya berdiam diri, kemudian disusullah oleh Nabi dan ditanya, “kenapa kamu hanya berdiam diri?” kemudian sahabat itu menjawab, “aku bingung Ya Rasulullah, aku dan istriku berhabats besar karena junub, sedangkan tidak air di sekitar sni.” Kemudian Rasulullah menjawab, “ ambillah debu dan usaplah wajah dan kedua tanganmu.”
Yang dimaksud ayat tayamum adalah ayat 6 dari surat al Maidah yang menegaskan: “Hai orang-orang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan usaplah kepalamu, dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit, atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (toilet) atau menyentuh perempuan lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih): sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu,tetapi Dia ingin membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur”
Tayamum adalah pelaksanaan bersuci sebagai ganti dari wudlu’ dan mandi jinabat. Dalam pelaksanaannya, tidak ada bedanya antara tayamum wudlu’ dengan tayamum mandi jinabat, yang membedakan hanyalah niat di dalam hati, sedang pelaksanaannya sama, hanya mengusap muka dan kedua tangan sampai siku dengan debu yang suci.
أخْبرناإِبْراهِيْمُ بْنُ مُحمدٍعنْ أ بِي الحُويْرِثْ  عبْدِالرَحْمَنِ بْنِ مُعَاوِيةِ عنْ اْلاعرجِ عنْ ابْن صمةِ  عنْ رسُوْلِ اللهٖ صلى الله عليه وسلم تيممُ فمسح وجْههُ وذِراعِيهِ
Artinya: telah mengkhabarkan kepada kami Ibrahim bin Muhammad dari Abi Huwarits Abdirrahman bin Muawwiyah dari A’raj dari Ibnu Shammah, da telah berkata: “Rasulullah SAW telah melaksanakan tayammum, beliau mengusap muka dan mengusap kedua lengan tangannya.
1.        Adapun syarat-syarat yang diperbolehkan untuk melakukan tayamum adalah:  Tidak adanya air, dan sudah mencari kemana-mana namun tetap tidak ada. Jarak tidak menjadi alasan untuk mendapatkan air, selama masih bisa menemukan air, dan tidak ada kesusahan dalam mendapatkannya maka masih diutamakan untuk menggunakan air.
2.        Menggunakan debu yang suci.
3.        Sudah masuk waktu sholat fardlu, jika sudah masuk waktu sholat maka bersegeralah untuk bertayamum dan sholat. Jika ditengah-tengah mengerjakan sholat datang perkara yang membatalkan sholat, misalnya turun hujan, maka dalam kitab Bidayatul Mujtahid terdapat dua pendapat. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Maliki tidak batal, karena dilihat dari awal mengerjakan sholat belum datang perkara yang membatalkan tayamum. Namun menurut Imam Abu Hanifah, Abu Dawud dan Imam Ibnu Hambal, perkara ini membatalkan tayamum. Karena dilihat dari esensinya yang mengatakan bahwa bila datang perkara yang membatalkan tayamum maka batallah tayamum itu.
4.        Tayamum dikhususkan pada hal yang bersifat fardlu, misalnya sholat fardlu yang lima waktu.

Keterampilan Mengajar Guru


NAMA            : ANDI NURUL HIDAYATULLAH
NIM                : 20200113009
JURUSAN      : PENDIDIKAN BAHASA ARAB

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.   
Mengajar merupakan jenis kegiatan yang sangat kompleks, yang mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknik penyampaian materi, penguunaan metode, penggunaan media, pembimbingan belajar anak, pemberian motivasi, pengelolaan kelas, pemberian penilaian, dan seterusya. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memahami beberapa keterampilan mengajar terlebih dahulu, agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
            Dalam proses pembelajaran, terdapat tiga komponen penting, yaitu: membuka pelajaran, proses berlangsungnya pelajaran, dan menutup pelajaran. Ketiga komponen tersebut memiliki prinsip masing-masing.
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa/siswi agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Dalam membuka pelajaran, terdapat beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh guru di antaranya menarik perhatian, menumbuhkan motivasi belajar, memberikan acuan belajar, dan lain-lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian siswa-siswi terhadap pelajaran yang akan disajikan, antara lain melalui gaya mengajar guru, penggunaan media dan sumber belajar yang bervariasi, serta penguunaan pola interaksi belajar-mengajar yang bervariasi.
Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa-siswi ini, dapat dilakukan melalui empat cara, yakni guru hendaknya memiliki sikap ramah dan antusias agar siswa-siswi dapat semangat dan senang mengawali pembelajaran. Seorang guru hendaknya membangkitkan rasa ingin tahu siswa-siswi dengan bercerita, mendemonstrasikan suatu peristiwa, atau dengan bertanya. Guru dapat pula mengemukaan beberapa ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat belajar siswa siswi dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, adat, budaya, status sosial ekonomi dan sebagainya.
Pun dalam mengajar dibutuhkan ketrerampilan mengajar. Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Namun ada hal yang harus diingat tentang keterampilan tersebut, yaitu guru seyogyanya menghindari pertanyaan yang memancing jawaban serentak. Hal itu bertujuan agar guru dapat melihat  mana jawaban yang paham dan  yang belum paham.
Setiap guru mestinya mampu memberikan penguatan  kepada siswa yang menunjukkan perbuatan atau prestasi yang baik, baik secara verbal maupun non verbal. Pun guru dalam mengajar semestinya mengadakan variasi, baik variasi dalam cara mengajara, gaya mengajar, maupun pola interaksi dan lain-lain sebagainya.
Terakhir, seorang guru yang terampil mampu mengelolah kelas dengan baik. Memberikan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang terjadi dalam kelas yang dihadapinya.  Mengelolah kelas juga merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.