A.
Pengertian Kinayah
Arti kinayah menurut lughat adalah perkataan yang
tidak jelas, sedangkan menurut istilah
adalah lafadz yang diucapkan dan
dikehindaki kelaziman maknanya, dengan adanya pertanda yang tidak menghalangi untuk
menghendaki makna aslinya.
Al-Mubarrid dalam kitabnya al-Kamil, ia
mendefinisikan kinayah dengan tiga pengertian, a) untuk menutupi makna yang
sebenarnya, b) untuk mengagunngkan dan c) untuk menghindari kata-kata yang
kotor.
Quddamah bin Ja’far. Buku karangannya yang
berjudul Naqd al-Syi’ri, ia mengungkapkan bahwa kinayah itu bermakna irdaf,
yaitu mencari kata-kata lain yang semakna dengan kata-kata dimaksud.
Abu Husain ahmad bin Faris. Dalam kitabnya ash-Shahiby, ia menjelaskan
bahwa dengan melihat tujuannya, kinayah pada dasarnya mempunyai dua jenis,
yaitu kinayah taghtiyah dan tabjil. Kinayah jenis pertama digunakan dengan cara
menyebut sesuatu bukan dengan namanya, agar terlihat baik dan indah.
Pengungkapan seperti ini juga bertujuan untuk memuliakan sesuatu yang disebut.
Sedangkan yang jenis kedua bertujuan agar yang disebutkan terhindar dari
kehinaan, seperti ungkapan ابو فلان .
Abd al-qohir al-Jurjani. Di dalam kitab I’jaz al-Qur’an, Abd al-qohir
al-Jurjani mengatakan “kinayah adalah seorang mutakallim yang bermaksud
menetapkan satu dari beberapa makna dengan tidak mengungkapkannya dengan
ungkapan yang digunakan pada umumnya. Akan tetapi dia mengungkapkannya dengan
makna berikutnya atau ungkapan yang semakna dengannya.”
Pengertian Abd al-qohir al-Jurjani tentang
kinayah, terutama mengenai konsep ridf (makna sepadan) hamper sama apa yang
dikemukakan oleh Quddamah bin Ja’far. Dia memasukkan kinayah ke dalam jenis
I’tilaf al-lafzhi bi al-makna. Quddamah menyebut juga dengan istilah irdaf.
Sedangkan Abu Hilal al-‘Askari menyebutnya dengan istilah irdaf dan tawabi.
B.
Tujuan Kinayah
Dan tujuan kinayah adalah:
1.
Menjelaskan:
Contoh: طويل النجاد=bagi orang yang
tinggi
2.
Mempersingkat
Contoh:فلان مهزول الفصيل= si fulan kurus anak
sapinya
3.
Menutupi
nama orang
Contoh:اهل الدار= penghuni rumah.
Kinayah dari isterinya
4.
Memelihara
kesopanan dari kata-kata buruk
Contoh:اولمستم النساء
C.
Pembagian Kinayah
· Kinayah dengan melihat makna yang dikehendaki terbagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1.
Kinayah
tentang Sifat (كناية عن صفة)
Untaian kata-kata yang
merupakan kinayah dari sifat yang sesuai dengan maknanya. Contoh:
Al-Khansa berkata dengan
saudara laki-lakinya, Shakhr:
طويل النجاد رفيع العماد # كثير الرماد إذا
ما شتا
Ia adalah orang yang panjang
sarung pedangnya, tiangnya tinggi, dan banyak abu dapurnya bila ia bermukim.
Pada contoh tersebut, Khansa menyifati saudara
laki-lakinya bahwa panjang sarung pedangnya, tiangnya tinggi, dan banyak abunya.
Untaian ini dia maksudkan untuk menunjukkan bahwa saudara laki-lakinya itu
seorang pemberani, terhormat di lingkungan kaumnya, dan dermawan.
2. Kinayah tentang
Orang/Benda (كناية عن موصوف)
Untaian kata yang menjadi kinayah dari dzat yang
sesuai dengan maknanya. Contoh:
Seorang penyair berkata:
الضاربين بكلّ أبيض مخذم # و الطاعنبن مجامع
لأضغان
(Sungguh
terpuji) orang-orang yang memukuldengan seluruh pedang tajam yang putih dan
menusuk tempat berkumpulnya kedengkian.
Pada contoh tersebut, penyair bermaksud menyifati
orang-orang yang dipujinya, bahwa mereka menusuk hati dalam perang. Namun, ia
memalingkan ungkapan yang sharih dari ungkapan yang menyentuh jiwa,
yaitu dengan kata majaami’al-adhghaani (tempat berkumpulnya kedengkian)
karena dari kata itu dapatlah kita pahami keberadaan hati, yakni tempat
berkumpulnya kedengkian, kemarahan, kesombongan, dll.
3.
Kinayah
tentang Nisbah (كناية عن نسبة)
Menggunakan sifat dan dikaitkan dengan maushuf
(orang/benda). Contoh:
المجد بين ثوبيك # و الكرم ملء برديك
Keagunganmu berada di kedua pakaianmu, dan kemuliaan itu memenuhi kedua
baju burdahmu.
Pembicara bermaksud menisbatkan keagungan dan
kemuliaan kepada orang yang diajak bicara.Namun, ia tidak menisbatkan kedua
sifat itu secara langsung kepadanya, melainkan kepada sesuatu yang berkaitan
dengannya, yakni dua pakaian dan dua selimut.
· Kinayah terbagi lagi dengan melihat perantara atau
kelazimannya dan susunannya menjadi empat macam yaitu:
1.
Ta’ridh
Yaitu perkataan yang tidak terang maksudnya seperti ucapan kepada orang
yang menyakitkan:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه
”Seorang muslim yang sebenarnya adalah yang tidak mengganggu muslim yang
lainnya dengan lisan da tangannya”
Contoh tersebut mengisyaratkan tiadanya sifat islam dari orang yang
menyakiti.
2.
Tahwih
Yaitu berisi isyarat kepada orang lain dari jauh.
Contoh:
ومايك في من عيب فاءني جبان الكلب مهموزو
الفصيل
”tiada cacat bagi diriku karena sesungguhnya aku, adalah pengecut anjingnya
dan kurus anak sapinya.”
dan kurus anak sapinya.”
3.
Ramzu
Yaitu berisi isyarat isyarat kepada orang lain yang berjarak dekat.
Contoh:
الوساد فلان عريش القفء.او عريش
Si fulan itu lebar tengkuknya, atau lebar bantalnya, Contoh diatas sebagai
sindiran tentang kebodohannya.
4. Iima’ atau al-Isyarah
Seperti ucapan penyair ;
اومارايتالمجدالفيرحلة في ال طلحة ثم لم
يتحول
“Apakah anda tidak melihat keluhuran, yang telah menjatuhkan tempat
pemondokannya, pada keluarga Talhah kemudian ia berpindah-pindah.”
Syair tersebut sebagai kinayah tentang keluarga Talhah yang memang luhur
budinya.
Alhamdulillah sangat beranfaat
BalasHapusTapi aku ingin menyimpan blog ini gimana ya caranya